Kamis, 29 Maret 2012

"Agar Umat Islam Berprestasi & Sukses (Lagi)"



Umat ​​Islam telah dianjurkan untuk saling berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan "fastabiqul khairat" (QS Al Baqoroh: 148)
Allah swt. juga menyuruh umat Islam sebagaimana dalam Al Qur'an agar menjadi "Khairu ummah" (QS Ali Imron: 110). Dan sebagaimana tujuan Allah menguji manusia agar terbukti siapakah yang paling baik amalnya (QS Al-Mulk: 2). Upaya apa saja yang harus dilakukan umat Islam agar mampu menjawab semua anjuran dan perintah Allah tersebut? Berikut pendapat dan gagasan dari Ibu Wirianingsih, M.Si., seorang tokoh perempuan nasional yang ke-10 anaknya menjadi penghafal Al-Qur'an dan terpotret dalam buku 10 Bersaudara Bintang Al-Qur'an.
Apakah urgensi prestasi untuk umat Islam menurut Ibu? 
Kinerja adalah hasil capaian atas usaha yang telah dilakukan seseorang. Kinerja menggambarkan dinamika perjalanan hidup seseorang atau suatu bangsa. Untuk Umat Islam, kinerja adalah suatu keniscayaan. Tanpa prestasi, umat Islam tidak akan pernah mendapatkan 'izzah'nya di mata umat agama lain. Umat ​​Islam pernah mencapai prestasi gemilang pada masa Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah, dimana saat itu Baghdad menjadi pusat kebudayaan Islam dan peradaban dunia. Ummat Islam pernah mencapai prestasi gemilang di bidang ilmu pengetahuan pada masa Cordova dan Al-Hambra di Spanyol di bawah kekuasaan Islam. Ketika itu Eropa (barat) berada pada masa kegelapan. 
Bagaimana prestasi umat Islam sekarang? 


Setelah runtuhnya Kekhalifahan Turki Ustamani, Umat Islam kehilangan segalanya (barangkali hanya tinggal aqidah). Hingga saat ini Umat Islam hampir tidak ada prestasi 'luar biasa' yang dapat dibanggakan. Pusat Ilmu pengetahuan dan peradaban sekarang dioperasikan Barat. Ada beberapa ilmuwan muslim yang berprestasi di bidang Science dan teknologi, tapi tetap saja mereka 'tenggelam' dalam mainstream informasi yang sekarang dikuasai Barat. Yang terjadi sampai saat ini adalah westernisasi di dunia Islam. Contoh kasus di Indonesia, sebagai ummat Islam terbanyak di dunia berapa jumlah muslimah yang menggunakan jilbab dibandingkan populasi muslimah Indonesia? Kita lebih banyak menyaksikan perempuan muslimah menggunakan pakaian 'terbuka'. Di toko2 yang menjual busana, kita akan lebih banyak menemukan pakaian gaya barat, kaos ketat lengan pendek dan celana panjang ketat. Sedikit kita menemukan toko atau mall yang menjual busana muslimah. Kaum perempuan kita lebih senang menggunakan baju itu ketimbang pakai kerudung. Padahal kerudung atau jilbab adalah identitas, kita langsung mengenal pemakainya sebagai muslimah. 
Bahkan kaum muslimin di Indonesia banyak yang takut dengan syariat Islam. Seolah syariat Islam itu 'monster' yang menakutkan. Syariat itu kan artinya jalan. Syariat Islam berarti jalan islam.Ketika kita mengaku beragama Islam sepatutnya kita bangga menjadi seorang muslim. Yang terjadi adalah orang Islam sendiri malu menunjukkan identitas keislamannya. Takut dibilang alim, fundamentalis, atau fanatik. Stigma yang disosialisasikan oleh Barat. Sampai sekarang DPR RI sulit mengeluarkan UU Halal yang menjamin ketenangan umat Islam dalam soal makanan dan minuman, karena di DPR sendiri banyak yang menentang, takut negara ini disebut negara Islam. Padahal masyarakat banyak mengkonsumsi makanan yang tidak jelas kehalalan atau keharamannya karena tidak ada jaminan untuk itu. Ironi di negeri yang mayoritas penduduknya muslim. 
Belakangan sudah ada pergerakan dari kalangan umat Islam untuk bangkit. Pendapat Ibu? 
Memang ada gejala kebangkitan di dunia Islam sejak dua dasawarsa belakangan ini, namun persoalan di internal umat Islam sendiri masih kritis. Negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI (konferensi negara-negara Islam), tidak dapat berbuat banyak menyaksikan saudara-saudara sesama muslim yang mengalami penindasan dan kezaliman di negara di mana mereka adalah minoritas. Meski demikian, saya tetap melihat ada optimisme di dunia Islam. Masih ada kalangan muslim yang menjadi penggerak perubahan dan mereka tidak pernah berhenti untuk melakukan perubahan dan ingin merebut kembali kejayaan umat Islam. 
Fenomena 'Arab Spring' (musim semi di negara-negara Arab / TimTeng) adalah menunjukkan gejala ada sesuatu yang penting sedang terjadi dalam dunia Islam. Negara Turki perlahan tapi pasti terjadi perubahan. Sejak runtuhnya Kekhalifahan Islam Turki Usmani kemudian menjadi negara sekuler selama puluhan tahun, kini mulai menampakkan substansi keislamannya. Dalam dunia Ilmu Pengetahuan, ada beberapa ilmuwan muslim yang meraih Nobel Fisika. Saya kira, mungkin lebih banyak lagi cendekiawan muslim / muslimah kelas dunia yang pintar-pintar dan cerdas. Hanya karena faktor kesempatan dan media yang belum berpihak pada mereka.Perempuan muslimah juga sudah mulai banyak yang berjilbab di beberapa negara sekuler atau di mana muslim adalah kelompok minoritas.Masjid-masjid di perkantoran mulai penuh dan semarak dengan kegiatan keislaman / pembinaan rohani.
Hal yang menguatkan optimisme ini adalah semakin bertambah para penghafal Al-Qur'an khususnya dari kalangan usia anak-anak di berbagai belahan dunia. Selama masih banyak yang menghafal Al-Qur'an dan menghafal hadist Nabi saw. insyaAllah akan semakin banyak yang akan menjaga agama dan ummat ini dari kehancuran. Saya kira, ini merupakan prestasi yang patut dibanggakan. Kesadaran ummat Islam khususnya keluarga muslim untuk mengembalikan keluarganya pada Al-Qur'an itu penting untuk diupayakan. Tentu kita semua berharap bukan sekedar menghafal, yang jauh lebih penting adalah menerapkan dalam perilaku sehari-hari di semua sektor kehidupan, meski tantangan dan kendalanya tidak ringan. 
Upaya apa yang perlu dilakukan untuk mengembalikan kejayaan Islam, kembali menjadi ummat yang berprestasi? 
Untuk Umat Islam kembali berhasil, saya kira semua sepakat, pertama, kita harus kembali pada Al-Qur'an dan Sunnah Nabi. Jadikan ummat Islam bangga dengan agamanya sendiri dalam praktek perilaku sehari-hari yang mencerminkan kesalehan pribadi dan kesalehan sosial. Karena ayat-ayat suci itu yang menggerakkan semua potensi pribadi dan ummat agar memberikan yang terbaik. Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik dan melakukan perbaikan. Ruh ini yang hampir hilang dalam tubuh ummat. Kebanyakan hanya melihat dunia saja, seolah dunia adalah segalanya. Mereka tidak atau sedikit mengingat akhirat. Mereka tidak sadar bahwa semua perbuatan mereka di dunia akan dimintakan pertanggungjawaban oleh Allah di padang Mahsyar. 
Kedua, perkokoh ketahanan keluarga. Karena ini benteng yang pertama dan terakhir. Yang harus dilakukan adalah membangun kesadaran para orang tua lebih dulu untuk menjadi teladan bagi anak-anaknya baik dalam urusan agama dan urusan lainnya. Agama harus menjadi fondasi utama dalam membangun keluarga. Anak-anak yang lahir dari keluarga yang kokoh agamanya, ketika mereka berprestasi secara duniawi, insyaallah akan dibingkai dengan akhlaq yang baik. 
Ketiga, hendaknya ada di kalangan pemimpin ummat Islam yang terus menerus membangun dan memperkuat ukhuwah Islamiyah. Mendahulukan persaudaraan sesama Ummat Islam ketimbang berdebat hal-hal yang furu '(cabang). Keempat, untuk para da'i / muballigh perluas tema da'wah. Tema pokok agama ('ushuluddin) terus diperkuat, namun tema kontemporer semisal membangun lingkungan sehat, gaya hidup sehat, keluarga sakinah, parenting, menghadapi arus media digital, sampai ke memilih pemimpin yang jujur ​​dan kredibel (urusan politik-kepekaan pada kebijakan) serta persoalan dunia Islam harus terus menerus disampaikan pada ummat. 
Kelima, Masalah pendidikan harus menjadi fokus terhadap generasi muda yang akan memimpin bangsa ke depan. Mereka harus disiapkan bukan hanya pinter secara akademis, tapi juga cerdas melihat persoalan bangsa. Sehingga ilmu yang mereka raih memiliki manfaat untuk kemajuan bangsa.Pendidikan adalah poros perubahan. Jika generasi mudanya terdidik dan peduli, insya Allah masalah lain akan dicarikan solusi bersama. Masalah ekonomi, kesehatan, keamanan, hukum, dan sosial insya Allah dengan sendirinya akan terselesaikan karena bangsa dipimpin oleh orang-orang yang terdidik dan berakhlaq mulia. 
Terakhir, apa nasehat Ibu untuk generasi muda Islam? 
Nasihat untuk generasi muda Islam, 'mumpung' lagi muda, sehat, banyak peluang yang dapat diraih, maka jangan sia-siakan waktu untuk hal yang tidak ada gunanya. Jadikan setiap detik berarti yang akan di hadapan Allah dan di hadapan manusia. Buatlah 'map of life', rancang target konkret dan jangka panjang. Jadikan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi sebagai panduan. Perdalam ilmu agama, baru kemudian ilmu yang lainnya. Pelajari kisah orang shaleh di masa lalu yang banyak memberikan inspirasi, berbakti pada orang tua (Birrul walidain) akan membawa keberkahan hidup, bergaul dengan orang-orang yang shaleh sebagai pengingat, dan yang lebih penting adalah raih prestasi setinggi-tingginya karena Allah berkehendak demikian. 
Pengalaman telah mengajarkan tidak ada prestasi tinggi yang dicapai kecuali dengan kerja keras, kesungguhan, ketekunan, ketelitian, dan selalu belajar dari kesalahan untuk bangkit dan perbaiki.Dengan tidak meninggalkan kecerdasan intelegensia, teruslah asah kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosi karena keberhasilan hidup ternyata lebih banyak dikendalikan oleh dua kecerdasan ini. Semoga Allah mengangkat kembali ummat ini dari kehancuran dan meninggikannya di antara ummat yang lain. Aamiin. Wallahu a'lam bishhsowwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar yang sopan dan membangun karna itu bagian dari silaturakhim yang dijanjikan keberkahannya meliputi tambahan umur, limpahan rizki.
Salam untuk yang terkasih dari kami .

smkbkm. Diberdayakan oleh Blogger.